Menyimpan rasa
Kisah ini berawal saat saya masih SMA tepatnya kelas tiga waktu itu semuanya masih terlihat biasa Biasa saja sebenarnya saya sudah suka dengan dia semenjak kelas satu SMA tetapi masih takut Untuk mengungkapkan itu semua, mustahil rasanya jika saya punya rasa dengan dia karena dia Teman sekaligus sahabat saya,rumah saya dan dia juga berdekatan hanya berbeda beberapa rumah Saja namun semua itu berbeda ketika saya menginjak kelas tiga SMA semuanya terasa begitu cepat Berlalu, saya rasa setelah semua hari-hari yang saya alami bersama dia saya rasa memendam Perasaan bahwa saya menyukai dia, saya suka sifat dia yang care peduli dan saya suka dari segala hal Yang ada pada dirinya saat aku berada disampingnya jantung ku berdebar kencang ada apa dengan Semua ini,namun dia tidak menyadari bahwa aku menyukai dia karena mungkin hanya sebatas Teman saja lalu hari-hari berlalu dengan cepat tidak terasa UN atau ujian nasional didepan mata.
Saya dan dia masih binggung ingin kuliah dimana yang jelas saya ingin kuliah bareng dengan dia lalu Saya memutuskan untuk belajar lebih giat lagi agar masuk di perguruan tinggi bersama dia,lalu tidak Terasa tibalah hari ujian nasional saya berjuang keras untuk meraih nilai terbaik begitu juga dia lalu Ujian nasional telah selesai,lalu saya berpikir mungkin inilah waktu yang tepat untuk Mengungkapkan perasaan saya kepada dia setelah selama ini terpendam, lalu saya chat dia untuk Bertemu sore ini di cafe biasa kita nongkrong setelah tiba dia belum datang dan saya menunggu Sebentar lalu selang berapa lama dia datang dan saya sangat deg deg an karena hari ini dia terlihat Begitu cantik beda dari biasanya lalu saya mengobrol sejenak melepas canda tawa bersama .
Lalu diujung waktu saya ngomong sejujur nya kepada dia dan menembak dia, lalu dia terlihat begitu Kaget dan terhening sejenak dan dia tidak menjawab pertanyaan mau ngga jadi pacarku dan malah Tersenyum manis di depannku lalu dia bergegas pulang karena katanya sudah terlalu sore ,lalu Terbenak di hati saya mungkin saya salah dia hanya mengngapku teman biasa dan yang terpenting Saya sudah mengungkapkan perasaan ku kepada dia,saya merasa lega meskipun entah jawabannya Iya atau ngga,lalu setelah itu dia pergi dan memutuskan kuliah di jakarta dan mungkin itulah pertemuan terakhir Saya dengan dia.
Penulis ; Beben Benardi Z
